BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di sadari atau tidak, setiap hari harus menyelesaikan berbagai masalah. dalam penyelesaian suatu masalah, sering kali dihadapkan pada suatu hal yang pelik dan kadang-kadang pemecahanya tidak dapat diperoleh dengan segera. Tidak bisa dipungkiri bahwa masalah yang biasa dihadapi sehari-hari itu tidak selamanya bersifat metematis, dengan demikian, tugas utama guru adalah untuk membantu siswa menyelesaikan berbagai masalah dengan pandangan yang luas yakni membantu mereka untuk dapat memahami makna kata-kata atau istilah yang muncul dalam suatu masalah sehingga kemampuannya dalam memahami konteks masalah biasa terus berkembang, menggunakan ketrampilan inkuiri dalam sains, menganalisa alasan mengapa suatu alasan itu muncul dalam studi sosial, dan lain-lain. Dalam matematika yang didalamnya termasuk soal cerita. untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, hal yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan menyangkut berbagai teknik dan strategi pemecahan masalah. Pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman, merupakan elemen-elemen penting dalam belajar matematika, dan dalam pemecahan masalah, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk mensintesis elemen-elemen tersebut sehingga akhirnya dapat menyelesaiakan masalah yang dihadapi dengan baik.
Guru menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan baik, di lain pihak siswa menghadapi kesulitan bagaimana menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Berbagai kesulitan ini muncul antara lain karena mencari jawaban dipandang sebagai satu-satunya tujuan yang ingin dicapai. Karena hanya berfokus pada jawaban, siswa seringkali salah dalam teknik penyelesaian yang sesuai. menurut Polya (1957), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. (Erman Suherman, 2001:91).
Berdasarkan pengalaman penelitian sebagai guru kelas dan informasi dari beberapa guru kelas pada pokok pelajaran matematika lain di SD Negeri Tirto 04 Pekalongan didapati bahwa sebagian besar siswa SD kelas III semester II belum dapat menyelesaikan soal matematika yang berbentuk soal cerita dengan baik pada pokok bahasan Persegi Panjang dan Persegi. kenyataan juga menunjukkan bahwa siswa yang belum bisa dalam menyelesaikan soal cerita, tidak berani bertanya langsung kepada guru, mereka cenderung tidak aktif berpartisipasi dalam mengikuti pelajaran, bahkan ada yang karena takut tidak bisa mengerjakan soal cerita mereka memilih tidak mengikuti pelajaran (membolos) dan ketika diberikan tugas atau tes soal cerita belum nampak kesungguhan mereka dalam mengerjakan. Kebanyakan mereka mengalami kesulitan dalam membuat kalimat matematika dari soal cerita yang diberikan kemudian menyelesaikan soal cerita tersebut. Walaupun sebelumnya mereka telah diajarkan materi Persegi Panjang dan Persegi serta cara-cara penyelesaianya. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa saat tes ulangan harian yaitu hanya 56% siswa yang mendapat nilai ≥ 6,0 dan masih ada 44% siswa yang mendapat nilai < 6,0. Namun demikian ada hal baik yang dimiliki para siswa, antara lain dalam mata pelajaran lain sosial, bahasa, dan keagamaan mereka memiliki hasil yang lebih memuaskan.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka perlu diupayakan suatu pembelajaran soal-soal cerita terutama terkait dengan materi pada pokok bahasan Persegi Panjang dan Persegi.
B. Rumusan masalah.
Apakah pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dengan model langkah Polya dalam menyelesaikan soal-soal cerita pokok bahasan persegi panjang dan persegi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar pada siswa kelas III semester II SD Negeri Tirto 04 Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan?
C. Tujuan penelitian dan perbaikan pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode pemecahan masalah dengan model langkah Polya untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada siswa kelas III semester II SD Negeri Tirto 04 Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan Tahun Ajaran 2011/2012.
Siklus II
1. Pertemuan pertama (70 Menit)
Kegiatan inti:
a. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam memahami soal cerita matematika secara
individu.
b. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam mengubah soal cerita ke bentuk kalimat
matematika secara individu.
c. Guru menerangkan materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan persegi panjang disertai contoh-contoh soal dan cara mengerjakan yang diselesaikan
dengan menggunakan langkah Polya dalam bentuk Charta dari kertas manila yang ditempel
pada papan tulis kelas.
d. Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang baru diselesaikan denganmenggunakan langkah Polya melalui penugasan individu.
e. Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS kemudian mengelompokanya menjadi dua yaitu
kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam
menyelesaiakn LKS.
f. Guru menunjuk siswa secara acak yang menyelesaiakan LKS dengan benar untuk mengerjakan
dan menyajikan hasil pekerjaanya di depan kelas sedangkan siswa yang belum benar
memperhatikan temanya yang mengerjakan di depan kelas.
g. Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal cerita dengan menggunakan
langkah Polya (langkah pertama sampai dengan keempat), guru mengungkap kembali
penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan metode tanya
jawab.
h. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu.
2. Pertemuan kedua (70 Menit)
Kegiatan inti:
a. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam memahami soal cerita matematika secara
individu.
b. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam mengubah soal cerita ke bentuk kalimat
matematika secara individu.
c. Guru menerangkan materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan persegi panjang dan persegi disertai contoh-contoh soal dan cara mengerjakan yang
diselesaikan dengan menggunakan langkah Polya dalam bentuk Charta dari kertas manila yang
ditempel pada papan tulis kelas.
d. Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang baru diselesaikan dengan
menggunakan langkah Polya melalui penugasan individu.
e. Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS kemudian mengelompokanya menjadi dua yaitu
kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam
menyelesaiakn LKS.
f. Guru menunjuk siswa secara acak yang menyelesaiakan LKS dengan benar untuk mengerjakan
dan menyajikan hasil pekerjaanya di depan kelas sedangkan siswa yang belum benar
memperhatikan temanya yang mengerjakan di depan kelas.
g. Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal cerita dengan menggunakan
langkah Polya (langkah pertama sampai dengan keempat), guru mengungkap kembali
penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan
metode tanya jawab.
h. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu.
i. Guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa secara individu.
D. Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
b. Memperbaiki kinerja guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motifasi dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
d. Guru lebih terampil dalam menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan semangat belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Meningkatkan rasa percaya diri.
c. Menumbuhkan sifat ilmiah.
d. Meningkatkan prestasi siswa pada pelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pengelolaan penyelenggara sekolah.
E. Hipotesa tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah upaya peningkatkatan hasil belajar melalui pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dengan langkah Polya dalam menyelesaikan soal-soal cerita pada siswa kelas III semester II SD Negeri Tirto 04 Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah sutu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan siswa. sejak lahir
manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus
mengembangkan dirinya, oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan
bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia.
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkunganya (Slameto, 2003:2). oleh karena itu seseorang dikatakan belajar
apabila dalam dalam diri seseorang itu terjadi proses kegiatan yang mengakubatkan perubahan
tingkah laku. Perubahan ini dapat ditunjukan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan,
penalaran, sikap, kecakapan, kebiasaan, dan sebagainya.
(Menurut Teori Stimulus-Respon dari Thorndike) belajar pada hewan dan manusia padadasarnya berlangsung menurut prinsip yang sama dasar terjadinya belajar adalah pembentukan
asosiasi antara stimulus dan respon. (Herman Hudojo, 2003:11). Bahwa prisip utama belajar
adalah pengulangan bila stimulus diberikan akan terjadi respon, asosiasi antara stimulus dan
respon menjadi otomatis apabila stimulus dan respon sering dipergunakan makin kuatlah
hubungan yang terjadi jika makin jarang hubungan stimulus dan respon dipergunakan makin
lemahlah hubungan itu.
Namun demikian tidak semua perubahan tingkah laku meupakan hasil belajar. Dalam (Nana
Sudjana, 2006:45) terdapat tiga macam hasil belajar menurut Howard Kingsley, yaitu :
a. Ketrampilan dan kebiasaan.
b. Pengetahuan dan pengertian.
c. Sikap dan cita-cita.
jadi perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan hasil atau akibat dari upaya-upaya
(latihan-latihan) yang dilakuakan individu secara sadar.
2. Pembelajaran Matematika
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat
memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di
dunia. dengan demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan
mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan kemampuan krisis, sitematis, logis, kreatif dan
kemauan berkerja sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui
belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas
antar konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berfikir rasional.
Menurut Abraham S Lunchins dan Edith N Lunchin, 1973 (Krismanto, 2003).apakah
matematika itu? tidak dapat dengan mudah dijawab dengan satu atau dua kalimat begitu saja,
oleh karena itu kita harus berhati-hati. matematika itu bahasa symbol, matematika adalah bahasa
numeric, matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan
emosional, matematika adalah metode berfikir logis, matematika adalah sarana berfikir;
matematika adalah logika pada masa dewasa, matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus
menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran, matematika
adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah
sains formal yang murni, matematika adalah sains yang memanipulasi symbol, matematika
adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan
pola, bentuk dan struktur, matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif,
matematika adalah aktifitas manusia.
Tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut :
a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan
inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengenbangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan
antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
3. Soal Cerita
Pada pembelajaran matematika sering dijumpai dua bentuk soal matematika yaitu soal bentuk cerita dan bentuk hitungan. biasanya soal cerita disajikan dalam bentuk cerita pendek. cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainya. Dalam skripsi ini yang dimaksud soal cerita adalah soal matematika pokok bahasan persegi panjang dan persegi yang disajikan dengan kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta memuat masalah yang menuntut pemecahan.
Kemampuan siswa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya kemampuan skil (ketrampilan) dan mungkin algoritma tertentu saja melainkan dibutuhkan juga kemampuan lain yaitu kemampuan dalam menyusun rencana atau setrategi yang akan digunakan dalam mengerjakan soal. Setiap soal cerita dapat diselesaikan dengan rencana sebagai berikut :
a. Membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang ada dalam soal tersebut.
b. Menuliskan kalimat matematika yang menyatakan hubungan-hubungan itu dalam bentuk operasi-operasi bilangan.
c. Menyelesaikan kalimat matematika tersebut, artinya mencari bilangan mana yang membuat kalimat matematika itu menjadi benar.
d. Menggunakan penyelesaian itu untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan di dalam soal.
4. Manfaat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita.
Dengan melatih siswa untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan soal cerita, maka diharapkan siswa mampu mengambil keputusan. hal ini disebabkan siswa tersebut menjadi terampil tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relefan, menganalisis informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang diperoleh. Apabila latihan tersebut dapat dilakukan sedini mungkin maka akan berarti membiasakan siswa untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan soal cerita.
5. Manfaat pemecahan masalah dalam pengajaran matematika.
Pemecahan masalah bisa digunakan dalam berbagai mata pelajaran dengan menggunakan pendekatan tertentu. dalam ilmu pengetahuan alam dapat digunakan pendekatan discovery atau inquiry. dalam ilmu-ilmu social digunakan studi kasus, sedangkan dalam matematika studi kasus biasanya digunakan dalam menyelesaikan soal cerita dan aplikasinya.
Dalam proses belajar mengajar matematika dengan menggunakan metode pemecahan masalah, memungkinkan siswa menjadi lebih analisis dalam mengambil keputusan, baik dalam pelajaran itu maupun dalam pelajaran lain, kebiasaan seperti ini akan dibawa dalam kehidupan bermasyarakat.
Metode pemecahan masalah dalam pengajaran matematika perlu dikembangkan dan merupakan metode yang sangat esensial untuk topik-topik tertentu sebab mempunyai dampak yang positif.
6. Penyelesaian Soal Cerita Dengan Mengunakan Langkah Polya
George polya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menunjukan kepada guru bagaimana cara memberikan bantuan dan petunjuk khusus sehingga siswa terbimbing untuk mengetahui tentang pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan masalah matematika.
Saran-saran yang diberikan berupa seperangkat pertanyaan atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah, dalam penelitian ini akan dicoba dibuat seperangkat tes soal cerita yang disertai petunjuk cara mengerjakan berdasarkan empat langkah polya secara utuh. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa sebagian besar guru dikelas dalam mengerjakan soal cerita untuk matematika SD tidak secara utuh menggunakan empat langkah Polya yang sudah dibakukan, demikin juga dalam buku matematika pegangan siswa, beberapa contoh soal belum mengunakan langkah-langkah Polya secara utuh.
Dalam buku (Erman Suherman, 2001: 91) terdapat empat langkah yang terurut untuk menyelesaiakn masalah menurut George Polya adalah sebagai berikut :
a. Memahami masalah.
b. Menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah.
c. Pelaksanaan rencana untuk menyelesaikan masalah.
d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back).
Keempat langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a. Memahami masalah
Pada langkah ini harus dilakukan adalah membeca soal dengan seksama sehingga benar-benar dimengerti arti dari sebuah kata dalam soal, membuat tanda-tanda khusus untuk beberapa istilah yang digunakan kalimat dalam soal. Menentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
b. Menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah.
Dalam menyusun rencana banyak setrategi dan teknik yang digunakan. banyak pertanyaan yang bisa digunakan untuk membantu merancang penyelesaian masalah, misalnya sebagai berikut :
1) Adakah gambar, diagram atau tanda bantu lainnya yang dapat membantu menyusun data dalam soal?
2) Apakah terdapat hubungan dari keterangan-keterangan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menyelesaikan masalah?
3) Adakah rumus yang dapat digunakan?
4) Apakah masalah ini pernah diselesaikan dengan cara yang berbeda?
c. Pelaksanaan rencana untuk menyelesaikan masalah.
Jika dalam langkah kedua telah berhasil diperinci dengan lengkap, maka dalam pelaksanaanrencana penyusunan soalnya menjadi bentuk yang sederhana dan melakukan perhitungan. perencanaan yang mantap membuat pelaksanaan rencana menjadi baik.
d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (Looking Back).
Langkah ini penting walaupun kadang sering dilupakan dalam menyelesaikan masalah. beberapa pertanyaan yang muncul dalam langkah ini antara lain sebagai berikut :
1) Apakah jawabanya sudah tepat?
2) Adakah cara untuk memeriksa jawaban?
3) Adakah ditemukan cara lain yang mungkin untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah ini?
4) Apakah masalah ini berhubungan dengan masalah lain yang pernah digunakan sebelumnya?
Memeriksa kembali dari penyelesaian masalah yang sudah ditemukan dapat menjadi dasar yang penting untuk penyelesaian masalah yang akan datang.
7. Lembar Kerja Siswa
Menurut suyitno, (1997:40) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis
(http://data.tp.ac.id/dokumen/penertian+lks+menurut+para+ahli.).
Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran. Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh siswa. LKS ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik dipergunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika LKS dapat difungsikan dengan tujuan untuk menemukan konsep/prinsip, juga dapat ditunjukan untuk aplikasi kosep/prinsip.
Kerena LKS merupakan stimulus (bimbingan) guru dalam pembelajaran yang disajikan secara tertulis, maka dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menerik perhatian siswa dan sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan, selain memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, juga memperhatikan hirarki materi (metematika), dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tirto 04 Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan yang beralamat Jalan Gajah Mada Barat. Pengambilan subjek penelitian kelas III semester II materi penelitian matematika pokok pembahasan persegi panjang dan persegi dengan jumlah siswa 15 terdiri 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012 dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Pra siklus dilaksanakan pada hari Senin, 13 Februari 2012. Siswa masih mengalami kesulitan dalam konteks pemahaman soal-soal cerita pokok bahasan persegi panjang dan persegi.
2. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 20 Februari 2012. Sebagian siswa sudah dapat memahami soal-soal cerita pokok bahasan persegi panjang dan persegi tetapi belum bisa mengubah kedalam bentuk matematika.
3. Siklus II dilaksanakan pada hari senin, 27 Februari 2012. Siswa sudah dapat mengubah soal-soal cerita kedalam bentuk matematika pokok bahasan persegi panjang dan persegi.
B. Deskripsi per siklus
1. Rencana
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan atau prosedur yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan), dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Mengobservasi hasil ulangan umum kelas III Semester II tahun ajaran 2010/2011 tentang ketuntasan dan prestasi belajar matematika.
2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi siswa.
3) Membuat scenario pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam penggunakan langkah Polya dan lembar kerja siswa pada pokok bahasan Persegi Panjang dan Persegi.
4) Membuat laporan observasi bagi guru dan siswa untuk melibatkan bagaimana kondisi pembelajaran di kelas.
5) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
1) Siswa diberikan materi membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Persegi dengan menggunakan langkah Polya (langkah pertama dan kedua) melalui bantuan Charta dari kertas manila yang ditempel pada papan tulis kelas.
2) Contoh-contoh soal diberikan untuk menanamkan konsep kepada siswa.
3) Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang berkaitan dengan materi melalui penugasan individu.
4) Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS.
5) Guru mengelompokan hasil pekerjaan LKS siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam menyelesaikan LKS.
6) Guru menunjuk secara acak siswa yang dapat menyelesaikan LKS dengan benar agar mengerjakan dan menyajikan hasil pekerjaan di depan kelas sedangkan siswa ynag belum benar agar memperhatikan cara temanya yang mengerjakan di depan kelas dengan benar.
7) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal-soal dalam LKS, guru mengungkap kembali penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan metode tanya jawab.
8) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu.
b. Siklus I
Pertemuan pertama
1) Siswa diberikan materi membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Persegi dengan menggunakan langkah Polya (langkah pertama dan kedua) melalui bantuan Charta dari kertas manila yang ditempel pada papan tulis kelas.
2) Contoh-contoh soal diberikan untuk menanamkan konsep kepada siswa.
3) Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang berkaitan dengan materi melalui penugasan individu.
4) Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS.
5) Guru mengelompokan hasil pekerjaan LKS siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam menyelesaikan LKS.
6) Guru menunjuk secara acak siswa yang dapat menyelesaikan LKS dengan benar agar mengerjakan dan menyajikan hasil pekerjaan di depan kelas sedangkan siswa ynag belum benar agar memperhatikan cara temanya yang mengerjakan di depan kelas dengan benar.
7) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal-soal dalam LKS, guru mengungkap kembali penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan metode tanya jawab.
8) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu.
Pertemuan kedua
1) Siswa diberikan materi membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan luas Persegi dengan menggunakan langkah Polya (langkah pertama dan kedua) melalui bantuan Charta dari kertas manila yang ditempel pada papan tulis kelas.
2) Contoh-contoh soal diberikan untuk menanamkan konsep kepada siswa.
3) Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang berkaitan dengan materi melalui penugasan individu.
4) Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS.
5) Guru mengelompokan hasil pekerjaan LKS siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam menyelesaikan LKS.
6) Guru menunjuk secara acak siswa yang dapat menyelesaikan LKS dengan benar agar mengerjakan dan menyajikan hasil pekerjaan di depan kelas sedangkan siswa yang belum benar agar memperhatikan cara temanya yang mengerjakan di depan kelas dengan benar.
7) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal-soal dalam LKS, guru mengungkap kembali penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan metode tanya jawab.
8) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu.
9) Guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa secara individu.
Tes yang sudah dikerjakan kemudian dikoreksi dan dianalisis
c. Siklus II
Pertemuan pertama
1) Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam memahami soal cerita matematika secara individu.
2) Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam mengubah soal cerita ke bentuk kalimat matematika secara individu.
3) Guru menerangkan materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persegi panjang disertai contoh-contoh soal dan cara mengerjakan yang diselesaikan dengan menggunakan langkah Polya dalam bentuk Charta dari kertas manila yang ditempel pada papan tulis kelas.
4) Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang baru diselesaikan dengan menggunakan langkah Polya melalui penugasan individu.
5) Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS kemudian mengelompokanya menjadi dua yaitu kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam menyelesaiakn LKS.
6) Guru menunjuk siswa secara acak yang menyelesaiakan LKS dengan benar untuk mengerjakan dan menyajikan hasil pekerjaanya di depan kelas sedangkan siswa yang belum benar memperhatikan temanya yang mengerjakan di depan kelas.
7) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal cerita dengan menggunakan langkah Polya (langkah pertama sampai dengan keempat), guru mengungkap kembali penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan metode tanya jawab.
8) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu
Pertemuan kedua
1) Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam memahami soal cerita matematika secara individu.
2) Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam mengubah soal cerita ke bentuk kalimat matematika secara individu.
3) Guru menerangkan materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi disertai contoh-contoh soal dan cara mengerjakan yang diselesaikan dengan menggunakan langkah Polya dalam bentuk Charta dari kertas manila yang ditempel pada papan tulis kelas.
4) Guru memberikan soal-soal latihan dalam bentuk LKS yang baru diselesaikan dengan menggunakan langkah Polya melalui penugasan individu.
5) Guru mengoreksi hasil pekerjaan LKS kemudian mengelompokanya menjadi dua yaitu kelompok yang menyelesaikan LKS dengan benar dan kelompok yang belum benar dalam menyelesaiakn LKS.
6) Guru menunjuk siswa secara acak yang menyelesaiakan LKS dengan benar untuk mengerjakan dan menyajikan hasil pekerjaanya di depan kelas sedangkan siswa yang belum benar memperhatikan temanya yang mengerjakan di depan kelas.
7) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penyelesaian soal cerita dengan menggunakan langkah Polya (langkah pertama sampai dengan keempat), guru mengungkap kembali penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa di depan kelas dengan menggunakan metode tanya jawab.
8) Guru memberikan tugas pekerjaan rumah untuk dikerjakan siswa secara individu.
9) Guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa secara individu.
3. Pengumpulan data
a. Sumber data penelitian
Siswa kelas III Semester II SD Negeri Tirto 04 Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012.
b. Jenis data
Data yang diperoleh adalah data kuntitatif dan kualitatif yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
1) Data hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persegi Panjang dan Persegi.
2) Data pengamatan terhadap proses belajar siswa.
3) Data pengamatan terhadap proses mengajar guru.
c. Cara pengambilan data
1) Data hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persegi Panjang dan Persegi diambil dengan menggunakan tes.
2) Data pengamatan terhadap proses belajar siswa diambil dengan pengisian lembar pengamatan oleh seorang pengamat.
3) Data pengamatan terhadap proses mengajar guru diambil dengan pengisisan lembar pengamatan oleh seorang pengamat.
d. Uji Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes berbentuk uraian. Soal tes tersebut adalah tes yang diberikan setelah seluruh mateti sub pokok bahasan tersebut selesai. Prosedur yang akan ditempuh dalam pengadaan instrumen ini adalah :
1) Perencanaan
2) Pembuatan kisi-kisi
3) Penulisan butir soal
4) Penyulingan, yaitu melengkapi instrumen dengan petunjuk dan kunci jawaban.
e. Metode Analisis Data
1) Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengetahui kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, serta guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilihat melalui nilai observasi.
a.i.a) Data keaktifan siswa
Prosentase (%) =
Keterangan: n = Skor yang diperoleh tiap siswa
N = Jumlah seluruh skor
% = Tingkat prosentase yang ingin dicapai
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini ditentukan:
> 80% = keaktifan siswa sangat tinggi
70% - 80% = keaktifan siswa tinggi
60% - 70% = keaktifan siswa sedang
< 60% = keaktifan siswa kurang
a.i.b) Data Aktivitas Guru
Prosentase (%) =
Keterangan = Skor yang diperoleh tiap siswa
N = Jumlah seluruh skor
% = Tingkat prosentase yang ingin dicapai
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini ditentukan:
> 80% = kualitas belajar mengajar sangat tinggi
70% - 80% = kualitas belajar mengajar tinggi
60% - 70% = kualitas belajar mengajar sedang
< 60% = kualitas belajar mengajar kurang
2) Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitaitf dilakukan untuk mengetahui hasil belajar, dalam hal ini kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaiakan soal. Data mengenai hasil belajar dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar secara klaksikal. Adapun rumus yang digunakan adalah:
a) Menghitung nilai rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata hasil evaluasi digunakan Rumus:
keterangan:
= Rata-rata nilai
= Jumalah seluruh nilai
N = Jumlah siswa
(Sudjana, 1996: 67)
b) Menghitung Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa secara individu
Ketuntasan belajar individu =
Ketuntasan belajar klaksikal
Ketuntasan belajar klasikal =
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut (Mulyasa, 2004:99).
4. Refleksi
Dari hasil penelitian di atas dapat dilakukan analisa dengan cara mengukur secara kuntitatif dan kulitatif. sedangkan refleksi yaitu kajian terhadap analisa yang telah dikerjaka. sehingga akan timbul pertanyaan-pertanyaan yang perlu dikemukakan antara lain sebagai berikut:
a. Berapa persenkah kemampuan siwa dalam membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan bangun datar segi empat pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi?
b. Apakah siswa masih beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan?
c. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan langkag Polya dan lembar kerja siswa ini?
d. Sudahkah guru menerapkan struktur pembelajaran matematika dengan baik?
e. Sudahkah guru mengadakan perbaikan kepada siswa yang prestasinya masih kurang?
f. Guru mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah diberikan, Diharapkan setelah akhir siklus ini maka model pembelajaran dengan cara menggunakan langkah Polya dan lembar kerja siswa dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam menyelesaiakan soal-soal cerita pada pokok bahasan Persegi Panjang dan Persegi.
hmhmhm..........
ReplyDeletetunggu ya..artikel berikutnya semoga bermanfaat